Da'wah : Menggapai Keutamaan Ramadhan

"Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (Mutafaq 'Alaih).

Perlahan Ramadhan menghampiri. Bulan yang sangat dirindukan datang dengan segala keberkahannya. Masih teringat dalam ingatan ini setahun lalu, ketika Ramadhan akan berlalu dengan penuh harap kita berdo'a, memohon kepada Allah agar diberikan kesempatan menghirup Ramadhan mendatang. Tidak terasa, keinginan dan harapan ini dikabulan Allah. Ini  berarti Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk menggapainya dengan memaksimalkan pemanfaatannya.

Bagaimana seseorang menyikapi Ramadhan, semua tergantung dan berpulang dari kemampuan masing-masing orang. Dengan kemampuan seseorang memahami apa dan mengapa Ramadhan itu, itulah yang membuat ia memperlakukan Ramadhan. Sejauh ia tidak atau kurang memahami makna dan kandungannya, maka dengan sendirinya ia akan merasakan bahwa Ramadhan tidak ada bedanya dengan bulan-bulan lainnya. Kalau memang ini terjadi, sungguh sangat disayangkan.

Sebagai bulan Agung yang penuh dengan keberkahan, Ramadhan ini memiliki beberapa keistimewaan, yang diantaranya adalah, "Jika datang Ramadhan, maka pintu-pintu sorga dibuka, pintu-pintu nereka ditutup-tutup, dan setan-setan di belenggu." (H.R. Bukhari).

Pintu-pintu surga dalam bulan ini dibuka, karena begitu banyak kesempatannya amal kebaikan yang Allah berikan sebagai fasilitas bagi siapa saja yang mau masuk ke dalamnya. Kesempatan ini hendaklah dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, karena belum tentu ini bisa berulang.

Kemudian juga pintu neraka ditutup rapat-rapat, karena begitu terjaganya orang yang beriman dalam sikap dan tingkah laku. Ucapannya dijaga, agar tidak mengeluarkan kata-kata yang buruk, hatinya pun dijaga agar tidak diisi dengan amarah dan dendam. Setan pun menjadi terbelenggu, karena tidak leluasa menjalankan aksi mengingat penjagaan yang begitu ketat yang dilakukan orang yang beriman ketika ia dalam keadaan berpuasa.

Dibukanya pintu surga selebar-lebarnya bermaksud, memberikan kesempatan kepada umat beriman memasukinya dengan cara melaksanakan berbagai fasilitas ibadah yang Allah sediakan di Ramadhan, yang tidak ada di bulan-bulan lainnya.

Adapun ibadah pokoknya adalah puasa sebagaimana yang tercantum dalam firman-Nya. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa". (Q.S. Al-Baqarah [2] : 183).

Ibadah puasa ini yang mampu mengantarkan pelaku ke derajat taqwa sejauh niat dan tata caranya dilakukan sesuai dengan syariatnya. Karena, itulah ibadah yang agung ini para pelakunya akan mendapatkan imbalan besar dan ampunan dari Allah. Sehingga ini menjadi anugerah besar bagi umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang peluang ini sangat sayang bila dilepaskan begitu saja.

Dalam satu hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  menegaskan, "Barang siapa yang mengerjakan puasa Ramadhan dengan dasar iman dan menghitung-hitung pahalanya, maka ia diberi ampunan dosa telah lalu".

Kemudian juga dikuatkan hadits lainnya, "Sholat lima waktu, Jum'at ke Jum'at berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, menghapuskan dosa-dosa yang ada diantara keduanya, jika dosa-dosa besar dijauhi." (H.R. Muslim)

Disamping meningkatkan kualitas ibadah puasa agar mampu meraih target ketaqwaan sebagaimana yang Allah tentukan, Ramadhan juga memberikan arahan kepada umat Islam untuk selalu berdekatan dengan Al-Qur'an. Menjadikan Al-Qur'an sebagai panduan dan pegangan hidup, menyakini segala isi dan kandungannya dengan selalu bercermin dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan begitu, Al-Qur'an akan menjamin kepada pembacanya untuk selalu berada di jalan yang diridhoi Allah, menjauhkan segala bentuk-bentuk penyimpangan, yang selanjutnya mengundang kemurkaan Allah. "Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (Q.S. Al-Baqarah [2] : 185)

Ramadhan adalah momen tepat bagi seorang muslim mendalami Al-Qur'an, meski pun tentunya tidak hanya Ramadhan saja. Tapi Ramadhan ini suasananya sangat mendukung. Bagi mereka yang belum mampu membaca Al-Qur'an, tidak perlu malu dan enggan untuk belajar, kepada yang sudah dapat membaca berusaha meningkatkan bacaannya sesuai dengan kaidah-kaidahnya. Dan bagi mereka yang belum mendalami makna dan maksud isi kandungannya berusaha memahaminya, tentunya dengan dituntun oleh guru-guru yang mumpuni.

Belajar kepada guru-guru yang mumpuni, yang konsekwen konsisten merupakan suatu keharusan, karena jangan sampai ilmu yang didapat itu bercampur dengan berbagai kepentingan. Sekarang ini tidak sedikit  ada orang yang menafsirkan Al-Qur'an hanya berdasarkan hawa nafsunya belaka, yang kesemuanya itu dilakukan demi kepentingan dunia dan kelompoknya. Dimana mereka memahami Al-Qur'an tidak sebagaimana yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para Sahabat, dan tentunya dari para ulama salaf. Ini sangat berbahaya, karena ujung-ujungnya nanti, mereka mulai menyeleksi dan mengoreksi, ayat-ayat mana saja yang cocok diterapkan di Indonesia.

Di samping berpuasa dan membaca Al-Qur'an, banyak amal ibadah lain yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, yang tidak diberikan di bulan-bulan lainnya, dan ini kesempatan baik yang sangat sayang dibiarkan berlalu begitu saja. Misalkan saja shalat sunat Tarawih, ini hanya ada di Ramadhan,  kesempatan langka, yang nilainya luar biasa di sisi Allah. "Barang siapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) dengan dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. " (Mutafaq 'Alaih)

Begitu juga dengan bersedekah, inipun jangan dilewatkan begitu saja, terutama memberi makan dan minum untuk orang berbuka puasa. Pekerjaan ini sungguh luar biasa nilainya di sisi Allah. "Barang siapa memberi makan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa maka dia memperoleh seperti pahalanya tanpa mengurangi pahala orang yang puasa tersebut sedikit pun." (Shahibul Jaami')

Dalam riwayat lain di sebutkan, malaikan Jibril biasanya membacakan Al-Qur'an kepada beliau di bulan Ramadhan. Dan apabila Jibril menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, terlihat bahwa beliau adalah orang yang paling suka memberi bagaikan hembusan angin. Beliau adalah sebaik-baik manusia yang paling banyak bersedekah, membaca Al-Qur'an, shalat, dzikir dan i'tikaf.

Sungguh, betapa Ramadhan bulan Agung yang keberkahan, kini perlahan mendatangi kita, dan ini merupakan anugerah besar dari Allah `azza wa jalla yang perlu disyukuri. Untuk itu dalam rangka mewujudkan rasa syukur tersebut mari kita semarakkan Ramadhan mendatang dengan bersungguh-sungguh melakukan amal kebaikan.


(Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.28 Thn.XL, 3 Ramadhan 1434 H/12 Juli 2013 Oleh Oma Rahmad Rasyid)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Da'wah : Menggapai Keutamaan Ramadhan