Palestina adalah negeri bersejarah. Peradaban timbul tenggelam di negara yang kini dijajah oleh Zionis Israel tersebut. Di antara kota yang kaya dengan sejarah di negara ini ialah Alquds atau Yerussalem.
Kota bersejarah sepanjang peradaban manusia. Kota ini memiliki riwayat panjang perebutan dari berbagai entitas bangsa. Jerussalem pernah ditaklukkan oleh Babilonia, Romawi, Persia, dan dalam masa yang cukup lama, menjadi sak si kegigihan tentara Islam melepaskan cengkeraman tentara Salib di lokasi Masjid al-Aqsha ini berada.
Di kota ini pula, peradaban Islam tumbuh subur. Ini tampak dari situs-situs yang masih bertahan dan terancam keberadaannya akibat rencana rakus Zionis Israel. Selain Masjid al-Aqsha, Yerussalem juga masih menyimpan bangunan bersejarah lainnya, antara lain:
Khanqah Shalahudin
Di ruangan yang terletak di kawasan Muslim Kota Tua Jerussalem, Shalahudin al-Ayyubi tinggal dan mengasingkan diri untuk mendirikan shalat-shalat sunah atau menyendiri guna beribadah kepada Allah SWT.
Shalahuddin adalah pendiri sekaligus khalifah pertama Dinasti Ayyubiyah. Ia dikenal sebagai pemimpin ulung. Ia sukses meraih ke me nangan melawan tentara Salib. Selain dikenal sebagai ahli strategi dan kehebatannya memimpin negara, ia adalah seorang ahli ibadah.
Rumah Imam al-Ghazali
Di tempat inilah, tokoh sufi terkemuka Abu Hamid al-Ghazali tinggal selama berada di Yerussalem seusai mengembara dari sejum lah negara, seperti Makkah, Madinah, dan Mesir. Lokasinya berada di belakang Masjid al-Aqsha.
Di sebuah ruangan, di bawah kubah rumah itu, ia menulis karya fenomenal dan monumentalnya, yakni Ihya' Ulum al-Din. Kitab ini menjadi sumbangsih berharga bagi dunia Islam, hingga saat ini.
Masjid Umar bin Khattab
Di tempat inilah Khalifah Umar bin Khattab RA shalat setelah menaklukkan Yerusalem pada 638 M.
Ia sempat ditawari shalat di Gereja Makam Suci, tetapi ia menolak, khawatir gereja itu kelak akan dianggap sebagai milik Islam.
Masjid ini kembali dibangun oleh putra dari Shalahudin al-Ayyubi, yakni Afdhal Ali pada 1193 Masehi. Masjid yang berada tak jauh dari Masjid al-Aqsha ini, bukan bangunan qubbah as-sahkhra (Dome of The Rock).
(sumber: Republika edisi : Minggu, 15 Juni 2014 hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)
Kota bersejarah sepanjang peradaban manusia. Kota ini memiliki riwayat panjang perebutan dari berbagai entitas bangsa. Jerussalem pernah ditaklukkan oleh Babilonia, Romawi, Persia, dan dalam masa yang cukup lama, menjadi sak si kegigihan tentara Islam melepaskan cengkeraman tentara Salib di lokasi Masjid al-Aqsha ini berada.
Di kota ini pula, peradaban Islam tumbuh subur. Ini tampak dari situs-situs yang masih bertahan dan terancam keberadaannya akibat rencana rakus Zionis Israel. Selain Masjid al-Aqsha, Yerussalem juga masih menyimpan bangunan bersejarah lainnya, antara lain:
Khanqah Shalahudin
Di ruangan yang terletak di kawasan Muslim Kota Tua Jerussalem, Shalahudin al-Ayyubi tinggal dan mengasingkan diri untuk mendirikan shalat-shalat sunah atau menyendiri guna beribadah kepada Allah SWT.
Shalahuddin adalah pendiri sekaligus khalifah pertama Dinasti Ayyubiyah. Ia dikenal sebagai pemimpin ulung. Ia sukses meraih ke me nangan melawan tentara Salib. Selain dikenal sebagai ahli strategi dan kehebatannya memimpin negara, ia adalah seorang ahli ibadah.
Rumah Imam al-Ghazali
Di tempat inilah, tokoh sufi terkemuka Abu Hamid al-Ghazali tinggal selama berada di Yerussalem seusai mengembara dari sejum lah negara, seperti Makkah, Madinah, dan Mesir. Lokasinya berada di belakang Masjid al-Aqsha.
Di sebuah ruangan, di bawah kubah rumah itu, ia menulis karya fenomenal dan monumentalnya, yakni Ihya' Ulum al-Din. Kitab ini menjadi sumbangsih berharga bagi dunia Islam, hingga saat ini.
Masjid Umar bin Khattab
Di tempat inilah Khalifah Umar bin Khattab RA shalat setelah menaklukkan Yerusalem pada 638 M.
Ia sempat ditawari shalat di Gereja Makam Suci, tetapi ia menolak, khawatir gereja itu kelak akan dianggap sebagai milik Islam.
Masjid ini kembali dibangun oleh putra dari Shalahudin al-Ayyubi, yakni Afdhal Ali pada 1193 Masehi. Masjid yang berada tak jauh dari Masjid al-Aqsha ini, bukan bangunan qubbah as-sahkhra (Dome of The Rock).
(sumber: Republika edisi : Minggu, 15 Juni 2014 hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)