Tasawuf atau ilmu olah spiritual untuk membersihkan diri, menjernihkan akhlak, telah berperan besar dalam membangun peradaban Islam. Tasawuf menjadi salah satu motor penting dalam revolusi akhlak, sepanjang sejarah Islam. Tokoh-tokoh berpengaruh pun muncul dengan ragam pendekatan mereka.
Pemikiran mereka bisa dinikmati hingga kini melalui karya-karya puisi sufistik yang masih terdokumentasi sebagiannya dengan apik di berbagai karya mereka.
Pantas bila John O Voll dan Kazuo Ohtsu- ka dalam bab Sufisme di laman The Ox ford Encyclopedia of the Islamic World mengung kapkan karya sastra Islam selalu berkaitan dengan pendekatan diri kepada Allah (zikir). Ajaran tasawuf menjadi salah satu yang berpengaruh kuat di dalamnya. Berikut sejumlah nama tokoh sufi yang dikenal melalui karya puisi sufistik mereka yang sarat dengan simbol, pesan, dan petuah bijak serta muatan transendental. Jejak keagungan karya mereka tampak antara lain dari makam mereka yang ramai dikunjungi peziarah hingga kini.
Rumi
Ulama kelahiran 6 Rabiul Awal 604 H/30 September 1207 ini adalah penyair sufi terkemuka. Ia terkenal dengan tarekat al-Maulawiyah. Di antara karyanya yang fenomenal yaitu al-Matsnawi. Kumpulan syair ini terdiri dari 25.649 bait. Ada lagi Diwan Syams Tabriz yang memuat 36.023 bait. Pemilik nama lengkap Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri ini meninggal pada 17 Desember 1273 M, bertepatan dengan 5 Jumadil Akhir 672 H, pada usia 66 tahun.
Makamnya berada di Konya, Turki.
Ibnu Arabi
Tokoh yang memiliki nama lengkap Muhiddin Abu Abdullah Muhammad ibn Ali ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Abdullah Hatimi at-Ta\'i ini dikenal dengan karyanya yang monumental, yakni al-Futuhat al- Makkiyah dan Fushush al-Hikam.
Konsep wahdatul wujud yang ia populerkan mengundang minat studi para peneliti hingga kini.
Sosok yang lahir di Andalusia, Spanyol, ini wafat pada 16 November 1240. Makamnya berada di kaki Gunung Qasiun di luar Kota Damaskus.
Faridudin Attar
Pemilik nama lengkap Faridu\'d- Din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim ini lahir di Nishapur, Persia, pada 1120 M. Ia dikenal dengan sebutan attar yang berarti si penyebar wangi. Karya monumentalnya ialah Manthiq at-Thair. Tak diketahui pasti tanggal sang tokoh meninggal, hanya tahunnya, yaitu 1230 M. Tetapi, semasa hidupnya, ia pernah bertemu dengan Rumi. Makamnya berada di Iran.
(sumber: Republika edisi : Minggu, 8 Juni 2014 hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)
Pemikiran mereka bisa dinikmati hingga kini melalui karya-karya puisi sufistik yang masih terdokumentasi sebagiannya dengan apik di berbagai karya mereka.
Pantas bila John O Voll dan Kazuo Ohtsu- ka dalam bab Sufisme di laman The Ox ford Encyclopedia of the Islamic World mengung kapkan karya sastra Islam selalu berkaitan dengan pendekatan diri kepada Allah (zikir). Ajaran tasawuf menjadi salah satu yang berpengaruh kuat di dalamnya. Berikut sejumlah nama tokoh sufi yang dikenal melalui karya puisi sufistik mereka yang sarat dengan simbol, pesan, dan petuah bijak serta muatan transendental. Jejak keagungan karya mereka tampak antara lain dari makam mereka yang ramai dikunjungi peziarah hingga kini.
Rumi
Ulama kelahiran 6 Rabiul Awal 604 H/30 September 1207 ini adalah penyair sufi terkemuka. Ia terkenal dengan tarekat al-Maulawiyah. Di antara karyanya yang fenomenal yaitu al-Matsnawi. Kumpulan syair ini terdiri dari 25.649 bait. Ada lagi Diwan Syams Tabriz yang memuat 36.023 bait. Pemilik nama lengkap Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri ini meninggal pada 17 Desember 1273 M, bertepatan dengan 5 Jumadil Akhir 672 H, pada usia 66 tahun.
Makamnya berada di Konya, Turki.
Ibnu Arabi
Tokoh yang memiliki nama lengkap Muhiddin Abu Abdullah Muhammad ibn Ali ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Abdullah Hatimi at-Ta\'i ini dikenal dengan karyanya yang monumental, yakni al-Futuhat al- Makkiyah dan Fushush al-Hikam.
Konsep wahdatul wujud yang ia populerkan mengundang minat studi para peneliti hingga kini.
Sosok yang lahir di Andalusia, Spanyol, ini wafat pada 16 November 1240. Makamnya berada di kaki Gunung Qasiun di luar Kota Damaskus.
Faridudin Attar
Pemilik nama lengkap Faridu\'d- Din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim ini lahir di Nishapur, Persia, pada 1120 M. Ia dikenal dengan sebutan attar yang berarti si penyebar wangi. Karya monumentalnya ialah Manthiq at-Thair. Tak diketahui pasti tanggal sang tokoh meninggal, hanya tahunnya, yaitu 1230 M. Tetapi, semasa hidupnya, ia pernah bertemu dengan Rumi. Makamnya berada di Iran.
(sumber: Republika edisi : Minggu, 8 Juni 2014 hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)