Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan ingatlah pula bahwasanya Allah telah melebihkan kamu atas segala umat. (QS 2: 47). Ayat tersebut di atas dan beberapa ayat Alquran lainnya seperti Albaqarah ayat 122 diturunkan kepada orang-orang Yahudi yang hidup di zaman Nabi saw.
Ayat-ayat tersebut untuk mengingatkan mereka, betapa Allah SWT telah banyak memberikan nikmat kepada para nenek moyang mereka, antara lain dengan memiliki kecerdasan yang tinggi, dan banyaknya Nabi-nabi yang berasal dari kalangan mereka. Akan tetapi mereka berubah menjadi suku bangsa yang sombong, takabur, mempermainkan ayat-ayat Allah dan ajaran agama, bahkan tidak segan-segan mereka membunuh para Nabi mereka sendiri dan membunuh para dai yang selalu menyeru kepada kebaikan.
Firman Allah: Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyeru manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka, bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih (QS 3:21).
Demikian pula perilaku orang-orang Yahudi di zaman Nabi saw, hampir relatif sama dengan para nenek moyangnya. Mereka sangat membenci, hasad, iri, dan dengki terhadap Nabi saw dan para sahabatnya. Mereka berusaha dengan berbagai macam cara (halus maupun kasar) agar kaum Muslimin meninggalkan ajaran agamanya dan kembali menjadi kufur seperti mereka.
Firman-Nya: Sebagian besar Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran, setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran ... (QS 2: 109).
Sejarah juga telah mencatat, bahwa hampir seluruh perjanjian yang dibuat antara mereka dan Rasulullah saw, selalu mereka khianati. Karena itu, tidaklah mengherankan jika sekarang pun mereka melakukan hal yang sama. Mengkhianati hampir seluruh perjanjian damai dengan bangsa Palestina, bahkan dengan congkaknya mereka pun tidak mau tunduk kepada resolusi-resolusi yang telah dihasilkan Dewan Keamanan PBB tentang perdamaian Timur Tengah.
Sesungguhnya sikap arogan mereka ini adalah pengulangan sejarah yang telah pernah terjadi sebelumnya, sekaligus sebagai bukti kebenaran firman Allah SWT yang bersifat mutlak absolut dan universal. Karena itu, apa pun alasannya, hendaknya pemerintah tidak membuka hubungan dagang, apalagi hubungan diplomatik, dengan Israel (baca: Yahudi dan Zionis), karena hanyalah akan merugikan kita semua, sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Apalagi Alquran dan sejarah perjalanan kehidupan umat sudah memberikan peringatan kepada kita semua, kecuali jika kita memang akan menjadi bangsa yang sombong seperti mereka yang sudah tidak peduli lagi pada ayat-ayat Allah SWT. Wallahu 'alam bi ash-shawab.
(sumber:Republika.co.id)