Mengangkat Derajat
Mengangkat Derajat Siapa sih yang butuh? Anak yatimkah yang butuh sedekah kita? Atau kita yang butuh mereka agar kita bisa bersedekah? Sebenarnya kitalah yang butuh bersedekah. Kitalah yang butuh anak- anak yatim. Cara pandang yang berbeda membuat berbeda pula sikap kita. Begitu juga kepada dhuafa dan orang-orang yang kelihatannya membutuhkan. Padahal, kitalah yang membutuhkan mereka semua.
Rasul pernah menunjukkan jari jemarinya. Lalu, mengatakan, "Ana wakaafilul yataamaa kahaadzaa.... Aku, dengan yang cinta, yang mengurus, yang menanggung, yang mengasihi, anak-anak yatim, akan seperti dua jari ini ...." Begitu kata Rasul sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya, rapat. Bahwa sedekah inilah nanti mereka yang mengasihi dan menyayangi anak-anak yatim.
Maka kita lihat, siapa yang butuh? Kita, kan? Agar disayang sama Rasulullah dan dekat dengannya. Apalagi, Allah berfirman dalam Hadis Qudsi. Arrahiimuna yarhamuhumur rahman. Allah yang Maharahman akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang menyayangi dan memelihara anak yatim.
Dalam riwayat lain dikatakan, "Allah akan menolong kalian disebabkan kalian menolong orang-orang dhuafa, yatim, fakir miskin, dan yang membutuhkan di sekitar kalian."
Karena itu, esensi Muharram adalah bagaimana kita memerhatikan keberadaan orang-orang yang kekurangan yang ada di sekitar kita. Apalagi, Muharram adalah bulan Allah yang sangat mulia. Oleh sebab itu, mari kita perbanyak sedekah, zikir, puasa sunah, serta menjauhi perbuatan dosa dan maksiat.
Kita patut bersyukur kepada Allah sebab keberadaan orang-orang yang kekurangan di sekitar kita membuat doa-doa kita dikabulkan Allah dan Allah pun akan selalu memuliakan kita. Insya Allah.
Karena itu, saya mengajak teman-teman semuanya, baik yang dalam keadaan sehat, sedang sakit, lagi mampu, maupun yang mengalami kekurangan, ayo maksimalkan ibadah pada Muharram. Perbanyak amal saleh, bantu siapa saja, baik yang butuh maupun yang tidak membutuhkan bantuan, terlebih bagi anak-anak yatim. Sebab, dari sini akan terlihat siapa sesungguhnya yang membutuhkan, diri kita ataukah orang-orang yang kekurangan seperti anak yatim itu?
Ingatlah firman Allah dalam Alquran surah al-Maun. Di situ dijelaskan bahwa kita yang diberikan anugerah berupa harta benda dan kemampuan fisik, namun enggan atau tidak mau menolong orang-orang miskin dan tidak mau memberi makan fakir miskin, Allah mengancam mereka itu dengan sebutan sebagai pendusta agama. Wallahu a'lam.
(sumber:Republika, edisi Senin, 3 November 2014 Hal. 1 Oleh Ustaz Yusuf Mansur)
Tags :
hikmah,
yusuf mansyur