Seorang dokter mengoperasi badan manusia. Disakitinya manusia yang datang kepadanya. Dia bedah badan itu dengan pisau, lalu dijahit. Dan, manusia yang datang ini sukarela. Ikhlas. Dia nggak marah. Dia menerima dengan lapang dada atas apa yang dilakukan dokter tersebut. Bahkan, banyak berharap bahwa dengan disakiti begitu, semoga ia bisa sehat. Dokter menyiapkan pisau-pisau bedah dan peralatan operasi lainnya. Manusia yang datang ini pun tahu, tapi siap dan menyiapkan diri. Pasrah terhadap tindakan apa pun yang dilakukan oleh dokter tersebut.
Mengapa? Kok bisa menerima, pasrah, bahkan berharap? Ya, karena dia tahu bahwa dokter bukan sedang menyakitinya. Bahwa dia harus disuntik, dibelah, dan dijahit sebab dokter itu bertujuan untuk menyembuhkan dan mengangkat penyakitnya.
Dan, demikianlah dengan Allah. Allah Yang Maharahman, memberikan azab kepada manusia sebagai peringatan. Yang demikian ini karena kasih sayang-Nya juga. Allah menghendaki kita berbenah, memperbaiki diri, mengubah sebab-sebab yang membawa kita kepada kehancuran yang sebenarnya, yakni azab Allah yang kekal pada hari akhir.
Kejadian apa pun, baik bencana alam, bencana yang terjadi di negeri ini, dan bahkan yang terjadi di dalam diri kita dan keluarga kita, adalah salah satu wujud kasih sayang-Nya. Bila tidak, Allah sudah akan timpakan azab-Nya, tanpa peringatan-Nya.
Semoga kejadian demi kejadian di negeri ini dan apa yang terjadi di dunia, bahkan juga yang terjadi pada diri kita dan keluarga kita, membawa keinsafan kita semua. Bahwa banyak sekali kesalahan kita. Baik terhadap Allah, terhadap alam-Nya, terhadap sesama makhluk-Nya, bahkan terhadap diri kita sendiri.
Manakala kita tidak membawa diri kita sujud, rukuk, dan beribadah sepenuh hati kepada Allah. Hal itu malah akan membawa kita kepada kemaksiatan dan dosa. Masih banyak waktu untuk berubah dan berbenah. Sebelum datang azab yang lebih besar.
Perhatikan surah as-Sajdah [32]: 21. "Dan, pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Allah SWT memberikan ujian berupa bencana semata-mata agar umat manusia mengambil hikmah dan pelajaran serta memperbaiki diri, supaya mereka kembali ke jalan yang benar, yakni jalan yang lurus dan diridhai-Nya. "... barang siapa bertobat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS al-Maidah [5]: 39).
(sumber:Republika, edisi Senin, 24 November 2014 Hal. 1 Oleh Ustaz Yusuf Mansur)