Dari Allah Langsung


Seorang staf gubernur dikabarkan ada di teras rumah. Insya Allah, saya tidak membeda-bedakan.
Ini saya ceritakan kaitannya dengan Alquran dan Nabi Muhammad.

"Saya utusan Pak Gub," beliau menyebut suatu daerah. Untuk meyakinkan sebagai utusan resmi gubernur, beliau pakai seragam dinas. Kartu nama, tertulis di situ, "Sekda". Lengkap dengan nama dan logo provinsinya. Surat resmi sudah dibubuhi tanda tangan gubernur, stempel, dan berkop resmi.

Saya kemudian lihat, beliau ini mencet-mencet HP. "Ustaz, mohon berkenan menerima telepon dari Pak Gub kami." Bercakap-cakaplah saya. "Iya, Pak Ustaz. Itu Pak Sekda kami.  Kami utus resmi. Maulah, ya, Pak Ustaz memenuhi kenginan masyarakat kami agar Pak Ustaz datang dan memberi nasihat untuk kami ...."

Teringatlah saya, awal surah Yaasiin. Nabi Muhammad bukanlah utusan biasa. Beliau utusan Allah. Dan, Alquran pun bukan surat biasa. Ia wahyu Allah. Firman Allah. Kalamullaah.

Dengan penggalan awal surah Yaasiin tersebut seakan dialog dengan Sekda dan Pak Gub menjadi penuh hikmah. Allah meyakinkan kita bahwa Nabi Muhammad itu benar utusan Allah. Dan, Alquran juga benar dari Allah. Bahkan, penegasan-Nya juga banyak. Tidak hanya di ayat-ayat di atas. Sebut saja, asy- Syu'araa ayat 192. Atau, di surah al-Waaqi'ah ayat 80. Dan, banyak lagi.

Lewat Alquran, kita belajar tentang Allah, Tuhan Semesta Alam. Jika dibilang semesta alam, mencakup kekuasaan di seluruh alam semesta dan kepemilikan akan semua yang ada. Dan, Allah inilah yang menurunkan Alquran dan mengutus Nabi Muhammad. Berbagai hal kemudian Allah kemukakan dan hadirkan, bahkan alam semesta ini. Untuk menjadi bukti keberadaan-Nya, kekuasaan-Nya, kemuliaan-Nya, kebesaran-Nya, dan cakupan yang lebih luas lagi tentang Ilaah, Allah, atau Rabb.

Sekadar ilustrasi, jika Saudara tinggal di daerah pegunungan, setiap pergi dan pulang, Saudara lihat gunung di sebelah kanan rumah Saudara, lalu tiba-tiba gunung itu pindah di kiri? Apa yang akan terjadi? Kehebohan seisi jagat! Gunung pindah tempat! Padahal, siapa yang menahan gunung itu selama ini? Allah. Harusnya, ini jadi bukti kekuasaan Allah. Tapi, manusia kebanyakan nggak mengakuinya. Mungkin saking biasanya.

Jika Saudara tinggal di pantai. Belasan atau puluhan tahun Saudara berdiri sejengkal dari batas maksimal air bisa mencapai kaki Saudara. Tapi, tiba- tiba Saudara bangun, air laut kosong!
Kehebohan pun akan terjadi. Bahkan, ketakutan.

Padahal, tenangnya air laut, adanya air laut, yang kalau bukan karena kerusakan oleh manusia, takarannya nggak pernah berkurang dan berlebih, dan Allah pula yang menahan air laut hingga ia tidak kedaratan, ternyata tidak menjadikan kita beriman sepenuh hati.

Satu hal yang saya mau bicarakan, yang menurunkan Alquran adalah Dia juga yang menahan gunung dan menahan air laut serta mencukupinya. Sungguh, saya dan kita semua mestinya bangga. Punya kitab suci, Alquranul Kariim. Mukjizat Nabi Muhammad yang hingga kini masih bisa kita sentuh, kita baca, kita dengar, dan kita rasakan.   

(sumber:Republika edisi Senin, 8 Desember 2014 Hal. 1 Oleh Ustaz Yusuf Mansur) 

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Dari Allah Langsung