Sejak diperkenalkan oleh Abu Bakar, seperti dikutip dari as-Suyuthi dalam Majma' al-Lughat, istilah mushaf hingga kini diidentikkan dengan kitab suci Alquran.
Meskipun, pada awalnya kata mushaf digunakan sebagai identitas untuk hasil kodifikasi Alquran yang berhasil dilakukan oleh khalifah pertama umat Islam tersebut.
Sejak itu pula, beriringan dengan perkembangan wilayah Islam, terutama pasca penyusunan standardisasi penulisan mushaf yang ditetapkan oleh Utsman bin Affan pada abad ke-7 M--selanjutnya disebut dengan Rasm Usmani--geliat penyalinan Mushaf Rasm Usmani itu pun, mengutip uraian Abu Amar Ustman Said ad-Dani dalam bukunya yang berjudul al-Muhkam fi Naqth al- Mashahifi, terus berkembang di dunia Islam dengan merujuk Rasm Utsmani. Berikut ini beberapa mushaf tertua yang manuskripnya masih tersimpan hingga saat ini.
Mushaf Salinan Abbasiyah
Mushaf tertua lainnya justru ditemukan di Cina. Manuskrip mushaf ini terdiri dari 867 halaman dalam 30 bab dan terdiri dari dua bagian. Bagian kover luar terbuat dari kulit rusa dengan hiasan yang indah. Mushaf ini sempat membuat decak kagum para peneliti ketika dipamerkan pertama kali pada pameran internasional di Suriah, tepatnya pada 1954.
Manuskrip mushaf Alquran yang tersimpan di perpustakaan Masjid Dongsi, Beijing, ini diperkirakan ditulis pada 1318 M. Tetapi, para peneliti memperkirakan kembali usianya, yakni pada abad ke-8 M. Meski bila dilihat dari jenis khatnya yang berbentuk khat muhaqqaq merupakan ciri khas khat pada masa Dinasti Abbasiyah, khat ini populer dalam kurun waktu 750-1258 M.
Mushaf Peninggalan Utsman
Mushaf yang sekarang tersimpan di Museum el-Huseini, Kairo, Me sir, ini diklaim sebagai satu dari tujuh salinan mushaf yang dikeluar kan oleh Utsman bin Affan, menyusul peristiwa kodifikasi Alquran pada abad ke-7 M.
Alquran ini terbilang langka dan kuno. Naskahnya ditulis dengan tangan menggunakan khat Kufi tanpa titik dan motif apa pun yang menjadi ciri khas penulisan Alquran pada masa Utsmani. Tak heran bila ukurannya tebal dan lebar. Terdiri dari 1.087 lembar halaman dengan ukuran 57x68 cm dan 12 baris untuk tiap halamannya. Beratnya sekitar 80 kg.
Mushaf Bertinta Emas
Fantastis. Bagaimana tidak? Mushaf yang diprediksi tertulis pada 1203 ini, laku terjual di Rumah Lelang Christie, London, dengan harga sekitar Rp 21,4 miliar, melebihi taksiran awal, yaitu Rp 6,5 miliar. Penjualan ini mencetak rekor untuk lelang naskah-naskah lainnya sepanjang sejarah.
Harga ini bisa jadi sangat sebanding melihat nilai sejarah yang tak terukur dengan materi dan karya seni pada mushaf ini. Tulisan ayat-ayat Alquran pada mushaf ini tertulis dengan tinta emas, sedangkan bagian pinggir hiasannya memakai tinta perak. Pantas bila mushaf ini mencetak dua rekor manuskrip dunia sekaligus, yaitu sebagai mushaf terkuno dan manuskrip Arab Islam pertama yang ditulis dengan tinta emas.
(sumber:Republika edisi Minggu, 25 Januari 2015 Hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)