Inilah Kami

kami majelis dzikir

Tanpa bermaksud menderet panjang persoalan yang belum lama ini menimpa kami, izinkan kami bersilaturahim memperkenalkan diri. Menyebut dengan nama Majelis Az-Zikra, kami adalah majelis yang mempunyai mimpi dengan negeri yang kami cintai ini. Kami mempunyai visi yaitu membangun masyarakat Muslim Indonesia yang memiliki pribadi berdzikir yang membawa kedamaian dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Kami adalah majelis dzikir dan ilmu. Setiap kami menghelat acara, kami menghidupinya dengan dzikir, selalu diisi dengan tausiyah dan ajakan untuk semakin mengingat Allah 'Azza wa Jalla. Dengan tausiyah, kami mengharapkan akan sampai ilmu Allah dan Rasul-Nya dan nasihat berkebajikan. Sementara, dengan berdzikir, akan bertambah iman dan ketenangan. Karena itu, kami adalah majelis ilmu dan iman.

Kami adalah majelis tawaashow bil haq, tawaashow bish shobri, dan tawaashow bil marhamah; majelis dakwah. Sebuah majelis yang mengajak kita untuk mau saling mengingatkan kepada yang hak (kebenaran), mau bersabar, dan hidup dalam kasih sayang.

Kami adalah majelis bersama, terbuka, ukhuwah, dan juga majelis jihad. Tujuan akhir dari majelis ini adalah tegaknya syariah Allah. Majelis ini juga majelis tarbiyah yang menekankan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ibadah dan amal saleh.

Kami ingin menyebut bahwa kami juga adalah Benang Tasbih yang bercita-cita menyatukan dan merangkai butir-butir tasbih yang warna-warni dengan semangat keikhlasan, ketawadhuan, kepasrahan, dan kasih sayang.

Majelis Az-Zikra bukanlah majelis tarekat, melainkan majelis dzikir biasa yang akhirnya menuntun umat terikat pada Alquran dan sunah. Karena itulah, kami selalu menekankan kepada jamaah setiap selesai berdzikir untuk menegakkan amalan sunah Nabi.

Paling tidak, seperti telah menjadi trademark kami, apakah kita bagian pribadi yang berdzikir, maka lihatlah apakah kita shalat Tahajud, tadabur dan baca Alquran berikut dengan maknanya, shalat Subuh berjamaah di masjid, shalat Dhuha, menjaga wudhu, bersedekah dan istighfar, serta shalawat dan terus berdzikir. Jika ketujuh amalan sunah Nabi SAW ini bisa istiqamah kita jaga, benarlah kepribadian zikir kita.

Menjadi pribadi berdzikir berarti menjadi pribadi yang indah, yang membuat dunia ini terasa surga. Bumi laksana masjid. Tempat berpijak bak hamparan sajadah. Bicaranya dakwah, diamnya berdzikir, penuh kasih sayang, telinganya terjaga, pikirannya baik sangka, hatinya diam-diam berdoa, kakinya jihad, kekuatannya silaturahim, kerinduannya syariat Allah. Kalau sudah hak tujuannya, sabar strateginya. Dan kesibukannya asyik memperbaiki diri.

Memang menyakitkan apa yang telah mereka perbuat kepada kami. Tetapi, membuka ruang untuk bertaubat jauh lebih utama, lebih mulia, dan lebih indah daripada hancur-hancuran yang justru menyebabkan banyak setan bergembira. Kecuali kalau terjadi pengulangan lagi, maka kami siap jihad. Itu pun langkah darurat demi kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. Wallahu A'lam. (Sentul, 19/02/2015)

(sumber:Republika edisi Jumat, 20 Februari 2015 Hal. 25 Muhammad Arifin Ilham)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Inilah Kami