Akibat Halangi Dakwah
Surat terbuka yang Arifin tulis di sebuah medsos untuk Kepala BNPT berkelindan terus, seperti tak menemukan titik henti. Banyak sekali yang mendukung, tapi ada juga yang tidak setuju. Ada banyak hikmah dari tulisan tersebut. Di antaranya, bermawas diri jika kita adalah bagian dari upaya menghalangi pintu dakwah kepada umat.
Alquran surah an-Nisa ayat 85 ada baiknya kita telaah ulang, "Barang siapa memberi keputusan atau kebiasaan yang baik, lalu banyak yang mengikutinya maka sebanyak itu ganjaran mengalir Allah berikan kepadanya, tetapi sebaliknya barang siapa membuat keputusan atau kebiasaan buruk, lalu banyak yang mengikutinya maka sebanyak itu dosa yang ditimpakan kepadanya."
Jika kebanyakan manusia beriman ingin sekali membantu harakah dakwah bahkan berlomba-lomba mengulurkan tangan untuk membuka jalan dakwah, justru di negeri ini sebaliknya. Sang pemangku kebijakan bahkan menghalangi jalan dakwah. Ketahuilah, ini yang akan didapat oleh mereka yang menghalangi dakwah.
Pertama, mendapat laknat Allah sebagaimana Abu Lahab (baca QS al-Lahab [111]: 1-4). Kedua, disiksa dengan sangat pedih di akhirat kelak. Begitu juga di dunia, azab-Nya disegerakan, bahkan disebut sebagai orang zalim yang sangat merugi. "Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan, mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka yang selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihatnya." (QS Huud [11]: 18-22).
Ketiga, kehinaan yang menistakan saat di dunia dan azab berperih tak bertepi saat di akhirat, "Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat." (QS al-Baqarah [2]:114)
Keempat, sebutannya adalah sebagai musuh Allah. Bahkan, Rasul menyatakan perang kepadanya. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah berfirman, `Siapa saja yang telah memusuhi juru dakwah-Ku, maka sungguh aku telah menyatakan perang kepadanya,'" (HR Bukhori).
Kelima, menutup jalan dakwah membuat yang lemah iman semakin jahil dan yang membenci Islam semakin berjaya. Padahal, Rasul yang mulia mengajarkan kita berdoa mohon perlindungan Allah dari syamaatatil a'daai, membuat pembenci agama yang mulia ini bertepuk tangan.
Keenam, menumbuhkan kecurigaan, fitnah merebak, bahkan kebencian antarumat semakin tak terbendung. Bukankah, kecurigaan akan menjadi fitnah dan fitnah menimbulkan kebencian dan kebencian menyulut permusuhan.
Ketujuh, jika akhirnya meninggal, bukan saling mendoakan, tapi meneruskan serapah dan melanggengkan kutukan. Naudzubillah min dzalika. Semoga kita bukan yang menghalangi dakwah, tapi yang membahu saling membentangkan tangan, mengulur lapang jalan dakwah. Wallahu a'lam.
(sumber:Republika edisi Jumat, 10 April 2015 Hal. 25 Oleh Muhammad Arifin Ilham)
Tags :
Arifin Ilham,
hikmah