Anta Maa Taquulu
Anta maa taquulu, Anda adalah apa yang keluar dari mulut Anda. Sungguh nilai dan kualitas kita bisa diketahui dari bahasa yang keluar dari mulut kita. Kalau kita beriman dan berilmu maka yang keluar harusnya adalah kalimat hikmah, sopan, santun, mulia, sejuk, damai tanpa kehilangan ketegasan dan keberaniannya dalam menjunjung hak dan kebenaran (QS al-Ahzab [33]: 70-71).
Sebaliknya, kalau lemah iman atau tidak beriman dan kurang ilmu maka yang keluar adalah hujatan, sampah, kotoran, binatang, dan sebagainya. Dan, itu menunjukkan nilai dirinya.
Saat kata-kata kotor berhamburan dari mulut kita, tidakkah kita malu bahwa semua itu kelak akan diperlihatkan kembali oleh Allah SWT pada hari pengadilan-Nya. Di dunia, saat kita terpojok, sungguh kita masih bisa berkelit dan kembali berdusta dengan manis kata yang dibuat-buat; tapi tidak ketika di akhirat.
Mulut terkunci rapat. Kita tidak bisa lagi lari; kata-kata serapah nan kotor itu akan menjadi bumerang bagi kita; ia akan kembali dengan dilemparkan penuh nista ke hadapan kita.
"Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,"
(QS al-Humazah, 104). "Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang," (QS an- Nisa, 4). Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah murka kepada orang yang berperangai jahat dan berlidah kotor." (HR Titmidzi).
Karena itu, ada baiknya kita menelaah diri; mengapa posisi mulut di antara dua mata, dua telinga, dan di bawah kening?
Ternyata itu adalah pesan moral, ilmu yang berharga bagi kita; sebelum berucap lihatlah dulu, dengarlah dulu, pikirkan baik-baik, baru ucapkan dengan kalimat yang tepat, tegas, benar, santun, dan mulia.
Sekali lagi, siapa kita terletak dari ucapan kita. Seperti halnya teko, yang keluar pasti sesuatu yang ada di dalamnya. Ia akan mengeluarkan air segar berembun yang diinapkan semalam karena benar-benar yang di dalamnya adalah air. Pasti otak kita tidak akan terima jika di dalamnya adalah air, tapi yang keluar susu, teh, atau kopi. Maka, yang keluar dari mulut teko adalah penilaian tersendiri siapa atau apa yang ada di dalamnya.
Teko hanyalah wadah atau cashing yang menutupi isi di dalamnya. Sebagai wadah maka teko dapat saja dilapisi oleh emas dan intan berlian, tetapi manakala isinya dikeluarkan maka ia tidak akan pernah bisa mengaburkan isi di dalamnya.
So, think first before you speak because you are what you speak. Allahumma ya Allah, tancapkan di hati kami kekuatan iman dan hiasilah hidup kami dengan keindahan lisan. Aamiin.
(sumber:Republika edisi Jumat, 27 Maret 2015 Hal. 25 Oleh UstazMuhammad Arifin Ilham)
Tags :
Arifin Ilham,
hikmah