"Dikhawatirkan para umat mengerubuti kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka menggerubuti makanan dalam piring". Kemudian seseorang bertanya, "Apakah kami pada saat itu sedikit?" Rasulullah berkata, "Kalian pada saat itu banyak, akan tetapi kalian bagai buih yang dibawa oleh air bah. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian 'al-wahn'. Kemudian seseorang bertanya, "Apa itu 'al-wahn'?" Rasulullah berkata, "Cinta dunia dan takut mati." (H.R. Abu Daud No. 4297 dan Ahmad 5:278).
Berdasarkan hadits Rasulullah ... penyakit al-wahn adalah penyakit ruhaniah berupa cinta dunia dan takut mati. Sebenarnya mencintai dunia dan menakuti kematian bukan dilarang dalam Islam, bahkan mencintai dunia merupakan sifat naluriah manusia. Allah berfirman (Q.S. Ali Imraan: 14) : "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak ....".
Namun demikian mencintai dunia dengan sangat berlebihan cenderung menjauhkan seseorang dari Allah. Dalam Al-Qur'an (Q.S. At-Takastsur: 1-2) disebutkan, "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu ke dalam kubur." Banyak kuburan raja-raja muslim dibangun sangat indah demi bermegah-megahan. Termaktub kalimat dari ahli hikmah, Artinya: "Aku lihat para keluarga raja, bila mereka mati membangun istana beton di atas kuburannya, selalu raja mereka bermegah-megahan dan bermewah-mewahan harta sampai ke liang kubur di atas penderitaan kaum fakir."
Selain itu, dalam Al-Qur'an (Q.S. Al-Humazah : 1-3) dinyatakan, "Kecelakanlah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalnya." Sementara tentang takut pada kematian cenderung membuat manusia lari daripadanya, terdapat dalam Al-Qur'an (Q.S. Al-Jumu'ah: 8). "Katakanlah. "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya ..."
Dengan demikian, virus penyakit al-wahn yang berdampak tidak baik bagi umat Islam, yaitu 1) keinginan melalaikan perintah Allah, 2) perasaan harta akan mengabadikannya, dan 3) melarikan diri dari kematian. Dalam realitasnya ketiga virus ini telah membuat umat lain kehilangan rasa takutnya pada umat Islam walaupun jumlahnya hampir 1,3 milyar orang. Disamping itu virus ini pula yang telah menurunkan semangat umat Islam.
Prediksi atau ramalan Rasulullah ... tentang hilangnya rasa takut terhadap umat Islam padahal jumlahnya berlimpah ruah sudah terbukti saat ini. Islamfobia bersamaan dengan tindakan anti-Islam dari kalangan umat selain Muslim di berbagai belahan dunia semakin menguat gejalanya. Di antaranya: media yang berani menghina Nabi Muhammad ..., seperti Hebdo Charlie di Perancis, serangan demi serangan militer ke negara-negara Muslim, penjualan narkotika dan minum-minuman keras yang semakin terbuka, dan sebagainya.
Menurutnya semangat berjihad di kalangan umat Islam tidak bisa dilepaskan dari akibat virus penyakit al-wahn ini. Berbagai jihad yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam sudah mulai ditinggalkan; yaitu jihad melawan koruptor, jihad melawan narkoba dan minuman keras, jihad menegaakkan konstitusi, jihad melawan terorisme, dan jihad-jihad lainnya. Jika hal ini terus berlangsung, maka kita telah meninggalkan perintah untuk menegakkan kebenaran, menyuruh perbuatan baik dan mencegah kemungkaran sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an (Q.S. Ali-Imran:104).
Mencegah Virus Penyakit al-Wahn
Upaya mencegah virus penyakit al-wahn menjangkiti umat dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, dengan meningkatkan keimanan terhadap Allah dan akan datangnya hari perhitungan (yaumul nisaab). Hanya dengan keimanan kepada Allah dan hari perhitungan seseorang dapat menjauhi sifat-sifat bermegah-megahan dan mengumpul-ngumpulkan harta yang melampui batas kewajaran. Kita yakin bahwa nanti di alam masyhar setiap orang akan dimintai pertanggung-jawabannya dan seluruh amal perbuatannya akan dihitung dan ditimbang untuk menentukan apakah dia masuk surga atau neraka. Kita yakin bahwa hanya Allah yang kekal abadi, sedang harta kita mustahil mengekalkan kita di dunia ini, sebab kita pasti kembali kepada-Nya.
Kedua, menanamkan sikap qana'ah dengan kata lain sabar dan ikhlas. Sikap sabar dan ikhlas menerima kenyataan hidup merupakan sebuah kekuatan dahsyat membangkitkan semangat jihad. Dalam kitab 'Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah', karya Khalid Muhammad. Khalid bercerita bahwa sahabat Rasulullah Abu Dzar al-Ghifari dengan tidak merasa gentar dan tedeng aling-aling menanyai Muawiyah bin Abi Sufyan (wali negeri atau gubernur Syria), pada masa khalifah Utsman bin Affan, tentang kekayaannya.... Mengenai rumah yang dihuninya di Mekkah dahulu dan mahligai-mahligainya yang terdapat di Syria saat ini... Keberanian Abu Dzar sangat relevan dengan sifat qana'ah yang dimilikinya di mana sikap ini melahirkan semangat jihad dalam dirinya untuk mengatakan yang benar sekalipun kepada penguasa negeri. Dengan sikap qana'ah ini pula dia dengan tegas menolak tawaran untuk tinggal di lingkungan tempat tinggal khalifah dengan segala fasilitasnya, tapi tidak diperkenankan lagi ke Syria.
Ketiga, menanamkan sikap istiqamah, yakni sikap teguh pendirian, lurus, dan jujur. Dalam Al-Qur'an mengaitkan sikap ini dengan untuk tidak merasa takut dan khawatir. "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka para malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Q.S. Fushilat : 30)
Zaman sekarang tantangan dan serbuan terhadap keimanan umat Islam semakin kuat dari berbagai arah dan jurusan. Berbagai koalisi jahat berkonspirasi melemahkan umat Islam, agar semangat jihat tetap tertanam untuk menghadapinya, maka kata kuncinya adalah istiqamah. Sikap istiqamah pun dapat menangkis godaan-godaan materi yang menyesatkan dan menolak suatu pandangan bahwa materi adalah segalanya dalam kehidupan di dunia ini.
Akhirnya, mudah-mudahan ketiga sikap di atas dapat menangkal penyakit al-Wahn masuk ke dalam diri kita, sehingga kita tetap berada pada jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah ... Amin. Wallahu a'lam bishawab.
Dr. Parlindungan Siregar, MA)
Berdasarkan hadits Rasulullah ... penyakit al-wahn adalah penyakit ruhaniah berupa cinta dunia dan takut mati. Sebenarnya mencintai dunia dan menakuti kematian bukan dilarang dalam Islam, bahkan mencintai dunia merupakan sifat naluriah manusia. Allah berfirman (Q.S. Ali Imraan: 14) : "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak ....".
Namun demikian mencintai dunia dengan sangat berlebihan cenderung menjauhkan seseorang dari Allah. Dalam Al-Qur'an (Q.S. At-Takastsur: 1-2) disebutkan, "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu ke dalam kubur." Banyak kuburan raja-raja muslim dibangun sangat indah demi bermegah-megahan. Termaktub kalimat dari ahli hikmah, Artinya: "Aku lihat para keluarga raja, bila mereka mati membangun istana beton di atas kuburannya, selalu raja mereka bermegah-megahan dan bermewah-mewahan harta sampai ke liang kubur di atas penderitaan kaum fakir."
Selain itu, dalam Al-Qur'an (Q.S. Al-Humazah : 1-3) dinyatakan, "Kecelakanlah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalnya." Sementara tentang takut pada kematian cenderung membuat manusia lari daripadanya, terdapat dalam Al-Qur'an (Q.S. Al-Jumu'ah: 8). "Katakanlah. "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya ..."
Dengan demikian, virus penyakit al-wahn yang berdampak tidak baik bagi umat Islam, yaitu 1) keinginan melalaikan perintah Allah, 2) perasaan harta akan mengabadikannya, dan 3) melarikan diri dari kematian. Dalam realitasnya ketiga virus ini telah membuat umat lain kehilangan rasa takutnya pada umat Islam walaupun jumlahnya hampir 1,3 milyar orang. Disamping itu virus ini pula yang telah menurunkan semangat umat Islam.
Prediksi atau ramalan Rasulullah ... tentang hilangnya rasa takut terhadap umat Islam padahal jumlahnya berlimpah ruah sudah terbukti saat ini. Islamfobia bersamaan dengan tindakan anti-Islam dari kalangan umat selain Muslim di berbagai belahan dunia semakin menguat gejalanya. Di antaranya: media yang berani menghina Nabi Muhammad ..., seperti Hebdo Charlie di Perancis, serangan demi serangan militer ke negara-negara Muslim, penjualan narkotika dan minum-minuman keras yang semakin terbuka, dan sebagainya.
Menurutnya semangat berjihad di kalangan umat Islam tidak bisa dilepaskan dari akibat virus penyakit al-wahn ini. Berbagai jihad yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam sudah mulai ditinggalkan; yaitu jihad melawan koruptor, jihad melawan narkoba dan minuman keras, jihad menegaakkan konstitusi, jihad melawan terorisme, dan jihad-jihad lainnya. Jika hal ini terus berlangsung, maka kita telah meninggalkan perintah untuk menegakkan kebenaran, menyuruh perbuatan baik dan mencegah kemungkaran sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an (Q.S. Ali-Imran:104).
Mencegah Virus Penyakit al-Wahn
Upaya mencegah virus penyakit al-wahn menjangkiti umat dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, dengan meningkatkan keimanan terhadap Allah dan akan datangnya hari perhitungan (yaumul nisaab). Hanya dengan keimanan kepada Allah dan hari perhitungan seseorang dapat menjauhi sifat-sifat bermegah-megahan dan mengumpul-ngumpulkan harta yang melampui batas kewajaran. Kita yakin bahwa nanti di alam masyhar setiap orang akan dimintai pertanggung-jawabannya dan seluruh amal perbuatannya akan dihitung dan ditimbang untuk menentukan apakah dia masuk surga atau neraka. Kita yakin bahwa hanya Allah yang kekal abadi, sedang harta kita mustahil mengekalkan kita di dunia ini, sebab kita pasti kembali kepada-Nya.
Kedua, menanamkan sikap qana'ah dengan kata lain sabar dan ikhlas. Sikap sabar dan ikhlas menerima kenyataan hidup merupakan sebuah kekuatan dahsyat membangkitkan semangat jihad. Dalam kitab 'Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah', karya Khalid Muhammad. Khalid bercerita bahwa sahabat Rasulullah Abu Dzar al-Ghifari dengan tidak merasa gentar dan tedeng aling-aling menanyai Muawiyah bin Abi Sufyan (wali negeri atau gubernur Syria), pada masa khalifah Utsman bin Affan, tentang kekayaannya.... Mengenai rumah yang dihuninya di Mekkah dahulu dan mahligai-mahligainya yang terdapat di Syria saat ini... Keberanian Abu Dzar sangat relevan dengan sifat qana'ah yang dimilikinya di mana sikap ini melahirkan semangat jihad dalam dirinya untuk mengatakan yang benar sekalipun kepada penguasa negeri. Dengan sikap qana'ah ini pula dia dengan tegas menolak tawaran untuk tinggal di lingkungan tempat tinggal khalifah dengan segala fasilitasnya, tapi tidak diperkenankan lagi ke Syria.
Ketiga, menanamkan sikap istiqamah, yakni sikap teguh pendirian, lurus, dan jujur. Dalam Al-Qur'an mengaitkan sikap ini dengan untuk tidak merasa takut dan khawatir. "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka para malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Q.S. Fushilat : 30)
Zaman sekarang tantangan dan serbuan terhadap keimanan umat Islam semakin kuat dari berbagai arah dan jurusan. Berbagai koalisi jahat berkonspirasi melemahkan umat Islam, agar semangat jihat tetap tertanam untuk menghadapinya, maka kata kuncinya adalah istiqamah. Sikap istiqamah pun dapat menangkis godaan-godaan materi yang menyesatkan dan menolak suatu pandangan bahwa materi adalah segalanya dalam kehidupan di dunia ini.
Akhirnya, mudah-mudahan ketiga sikap di atas dapat menangkal penyakit al-Wahn masuk ke dalam diri kita, sehingga kita tetap berada pada jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah ... Amin. Wallahu a'lam bishawab.
Dr. Parlindungan Siregar, MA)